zheis ...
Aku tahu apa yang saat ini kau rasakan, ini kali ketiga pasca kau pulang dari fisioterpi. Pasti kondisimu akan ngedrop seperti saat ini. Aku juga sangat mengerti kenapa semangat yang kau miliki tiba - tiba hilang sepulang kau fisoterapi. Aku sangat mengerti dan sangat memahami kondisimu.
zheis ...
masih ingatkah saat kau menuliskan di dinding facebookmu. Sejujurnya yang kau ungkapkan itu adalah sarana bagimu untuk memberi motivasi pada dirimu agar kau kuat menghadapi menghadapi semua itu. Tapi sejujurnya pula bahwa apa yang kau tuliskan itu merupakan ujud bahwa dirimu juga tiada berdaya menghadapi semua proses yang harus kau jalanani.
zheis ...
Ingatlah peristiwa di tanggal 6 Januari 2015 yang telah lewat. Kau diberi kekuatan oleh Allah saat itu hingga kau tetap sadar hingga saat ini.Walau aku tahu tubuhmu remuk redam, Kaki kananmu yang patah dan harus dioperasi, kedua tanganmu yang harus di gip. Pundakmu yang patah. Aku tahu zheis betapa kau berusaha menahan sakit yang kau rasakan saat dan pasca kecelakaan itu. Aku mengerti betapa kau berusaha tetap tegar menghadapi semua yang terjadi. Kau berusaha tetap tersenyum kepada semua rekan yang menjengukmu di Nuri I Rumah Sakit Saras Husada. Aku juga mengerti tujuan utamamu agar teman - teman tidak begitu mengkawatirkanmu.
Kau kuat zheis
Aku tahu itu ..
Tapi sekuat apapun dirimu, setegar apapun kau menghadapi beban hidup. Kau pun bisa menangis zheis. Seperti saat ini. Saat dirimu di titik ketidak berdayaan.
zheis ...
menangislah jika itu bisa mengurangi beban mu. Karena Allah memberikan mata dan air mata salah satu fungsinya adalah untuk mengurangi beratnya cobaan hidup.
Pintaku, tetaplah kau sandarkan semua urusanmu pada Allah.
Pintaku, tetaplah kau sandarkan semua urusanmu pada Allah.